ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya persaingan bisnis di
dunia ini semakin lama semakin ketat serta didukung oleh perkembangan teknologi
yang selalu berkembang dari tahun ke tahun. Dengan berkembangnya teknologi
dalam dunia bisnis maka setiap perusahaan dituntut harus cepat dalam menjalani
proses bisnis mereka. Untuk mendukung proses bisnis mereka harus menerapkan
suatu sistem yang bisa menghubungkan setiap bagian-bagian yang fungsional dalam
perusahaan.
Untuk itu perusahaan dapat menggunakan SCM (Supply
Chain Management) yaitu sebuah proses rumit yang membutuhkan koordinasi dari
banyak kegiatan sehingga pengiriman barang dan jasa dari pemasok ke pelanggan
secara langsung dilakukan dengan efisien dan efektif dengan mempertimbangkan
semua pihak. Tujuan dari SCM ini
dapat meminimalkan tingkat persediaan, mengoptimasi produksi dan meningkatkan
output, mengurangi waktu produksi, mengoptimasi logistik dan distribusi,
mempersingkat pemenuhan pesanan, dan secara keseluruhan mengurangi biaya yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan tersebut.
Kata
kunci : Supply Chain Management
www.binus.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dengan semakin
berkembangnya persaingan bisnis di dunia ini semakin lama semakin ketat serta
didukung oleh perkembangan teknologi yang selalu berkembang dari tahun ke
tahun. Dengan berkembangnya teknologi dalam dunia bisnis maka setiap perusahaan
dituntut harus cepat dalam menjalani proses bisnis mereka. Untuk mendukung
proses bisnis mereka harus menerapkan suatu sistem yang bisa menghubungkan
setiap bagian-bagian yang fungsional dalam perusahaan. Dengan adanya kemajuan
teknologi yang begitu pesat akan berpengaruh terhadap kinerja dari setiap
perusahaan.
Semakin kompleksnya proses bisnis di
dalam perusahaan, maka dibutuhkan sebuah sistem yang bisa meningkatkan kinerja
dan efektivitas dan bisa memberikan informasi saat dibutuhkan lebih cepat dari
sebelumnya. Untuk itu perusahaan dapat menggunakan SCM (Supply Chain
Management) yaitu sebuah proses rumit yang membutuhkan koordinasi dari banyak
kegiatan sehingga pengiriman barang dan jasa dari pemasok ke pelanggan secara
langsung dilakukan dengan efisien dan efektif dengan mempertimbangkan semua
pihak.Tujuan dari SCM ini dapat meminimalkan tingkat persediaan, mengoptimasi
produksi dan meningkatkan output, mengurangi waktu produksi, mengoptimasi
logistik dan distribusi, mempersingkat pemenuhan pesanan, dan secara
keseluruhan mengurangi biaya yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
tersebut.
1.2 Ruang
Lingkup
Di dalam paper ini saya
akan membahas beberapa poin penting seperti :
1.
Pengertian Suply Chain
Management
2.
Fungsi Suply Chain
Management
3.
Tahapan Dalam Supply
Chain
4.
Peralatan fungsional
yang dimiliki sistem SCM
5.
7 (tujuh) prinsip dalam SCM yang
diperuntukkan bagi manajer dalam merumuskan keputusan strategis
6.
Keuntungan menerapkan
Supply Chain Management
7. Permasalahan
yang biasa terjadi pada Supply Chain Management
8.
Supply Chain Management
dan Teknologi Informasi
9. Jebakan dalam SCM
10. Upaya
mengintegrasikan kemampuan supply chain management dan e-Commerce
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah :
1.
Mengetahui pengertian
Supply Chain Management
2.
Mengetahui apa saja
fungsi Supply
Chain Management
3.
Mengetahui apa saja
tahapan dalam
Supply Chain
4.
Apa saja peralatan
fungsional yang dimiliki sistem SCM
5.
7 (tujuh) prinsip dalam SCM yang
diperuntukkan bagi manajer dalam merumuskan keputusan strategis
6.
Mengetahui apa saja
keuntungan menerapkan Supply Chain Management
7. Mengetahui permasalahan yang
biasa terjadi pada Supply Chain Management
8.
Supply Chain Management
dan Teknologi Informasi
9. Apa saja jebakan dalam SCM
10. Mengetahui apa saja upaya
mengintegrasikan kemampuan supply chain management dan e-Commerce
1.4 Metode
Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan paper ini
yaitu :
1. Studi
Kepustakaan
Sebagai
acuan dalam penulisan paper ini, digunakan sumber-sumber yang berhubungan
dengan
topik yang dipilih, seperti buku dan jurnal.
1.5 Sistematika
Penulisan
1.
BAB
I : Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan apa tentang
masalah pokok yang dibahas di dalam paper ini, yang terdiri dari Latar
Belakang, Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat, Metodologi Penelitian dan
Sistematika Penulisan.
2.
BAB
II : Landasan Teori
Dalam bab ini akan menguraikan teori
atau konsep yang melandasi hal-hal yang terdapat dalam paper ini, secara umum
dijelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan kinerja sistem informasi
baik dikutip dari berbagai referensi maupun hasil riset yang didapat.
3.
BAB
III : Pembahasan
Dalam bab ini berisi hasil penelitian
yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dan manfaat yang ditetapkan pada
pendahuluan. Lalu menunjukkan bagaimana pemikiran atau temuan-temuan diperoleh,
menginterpretasikan temuan, dan mengaitkannya dengan teori yang digunakan.
4.
BAB
IV : Penutup
Dalam
bab ini penulis akan menarik bebarapa kesimpulan berdasarkanpetunjuk dari
buku-buku referensi, internet, dan seminar teori-teori lanjutan sistem
informasi serta saran yang mungkin akan diterapkan untuk kemajuan perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Supply Chain
Menurut Turban (2010, p287), supply chain adalah aliran bahan,
informasi, uang dan layanan, dari bahan baku pemasok melalui pabrik dan gudang
sampai kepelanggan akhir. Supply chain juga mencakup organisasi dan proses yang
membuat dan mengirimkan produk, informasi dan layanan ke pelanggan akhir.
Menurut Wisner,
Tan dan Leong (2012, p6) supply chain merupakan suatu proses yang
dimulai dari pengumpulan sumber daya yang ada dilanjutkan dengan pengelolaan
menjadi produk jadi untuk selanjutnya didistribusikan dan dipasarkan sampai
pelanggan akhir dengan memperhatikan biaya, kualitas, ketersediaan, pelayanan
purna jual, dan faktor reputasi. Supply chain melibatkan supplier, manufacturer
dan retailer yang saling bersinergis dan bekerja sama satu sama lain secara
langsung maupun tidak langsung.
Menurut Jacobs dan Chase (2011, p.42) supply chain mengacu pada proses yang
menggerakan informasi dan material ke dan dari proses manufaktur dan jasa di
perusahaan. Ini termasuk proses logistik yang secara fisik dalam memindahkan
dan pergudangan dan proses penyimpanan produk sehingga dapat dengan cepat
dikirimkan ke pelanggan.
Menurut Rainer
Jr. dan Cegielski (2011, p344) supply
chain mencakup organisasi dan proses yang menghasilkan dan mengirimkan
produk, informasi dan layanan untuk konsumen akhir.
2.2 Komponen
Supply Chain
Menurut Turban (2010, p288) supply chain dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1.
Upstream supply chain, meliputi aktivitas perusahaan dengan
pemasoknya ( yang dapat berupa produsen, perakitan atau keduanya, atau penyedia
layanan ) dan hubungan mereka dengan pemasoknya. Aktivitas utama pada bagian
ini adalah procurement.
2.
Internal supply chain dan value chain, meliputi semua proses internal yang
digunakan untuk mengubah input yang diterima dari pemasok menjadi output
organisasi. Bagian supply chain ini
meliputi manajemen produksi, memproduksi dan mengendalikan persediaan.
Aktivitas sepanjang Supply Chain Internal
merujuk pada value chain perusahaan. Value
chain dibentuk untuk sekumpulan aktivitas utama (operasi, outbound logistic, layanan dan dukungan
setelah penjualan, dan lain-lain) dan aktivitas pendukung (administrasi, SDM,
keuangan, dan lain-lain) yang dijalankan perusahaan agar dapat mengirimkan
barang atau layanan dari nilai ke pelanggan mereka.
3.
Downstream supply chain, meliputi semua kegiatan yang meliputi
pengiriman produk ke pelanggan akhir. Menurut Chan Kah Sing (2004, p5), proses
downstream juga melibatkan transaksi dengan pelanggan.
2.3 Pengertian
Supply Chain Management
Menurut Heizer (2011, p452), manajemen rantai
pasokan adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan,
pengubahan bahan baku menjadi barang setengah jadi dan produk akhir serta
pengiriman ke pelanggan.
Menurut Turban (2010,
p289), supply chain management (SCM) adalah sebuah proses rumit yang
membutuhkan koordinasi dari banyak kegiatan sehingga pengiriman barang dan jasa
dari pemasok ke pelanggan secara langsung dilakukan dengan efisien dan efektif
dengan mempertimbangkan semua pihak.
2.4 Proses
dalam Supply Chain Management
Menurut Chopra (2007, p15), Supply chain memiliki 3 proses utama yang saling berhubungan yaitu
:
a.
Customer Relationship Management (CRM), proses ini meliputi semua proses yang
berfokus pada penghubung antara perusahaan dengan pelanggannya. Proses ini
bertujuan untuk menghasilkan permintaan pelanggan dan memfasilitasi peletakan
serta pelacakan pesanan.
b.
Internal Supply Chain Management, proses ini meliputi semua proses
internal perusahaan, termasuk perencanaan produksi dan kapasitas penyimpanan
internal, persiapan permintaan dan perencanaan pasokan, dan pemenuhan pesanan
yang aktual.
c.
Supplier Relationship Management (SRM), proses ini meliputi semua proses yang
berfokus pada penghubung antara perusahaan dengan pemasoknya. Proses ini
bertujuan untuk menyusun dan mengatur sumber pasokan untuk berbagai macam
produk dan jasa perusahaan.
2.5 komponen dasar
SCM ada 5 Menurut Worthen & Wailgum, 2008
·
Plan (Perencanaan)
Awal kesuksesan SCM adalah pada proses penentuan strategi SCM.
Tujuanutama dari proses perumusan strategi adalah agar tercapainya efisiensi dan
efektivitasbiaya dan terjaminnya kualitas produk yang dihasilkan hingga sampai
ke konsumen.
·
Source (Sumber Barang)
Perusahaan harus memilih supplier bahan baku yang kredibel dan
senggup untuk mendukung proses produksi yang akan dilakukan. Oleh sebab itu
manejer SCM harusdapat menetapkan harga, mengelola pengiriman dan pembayaran
bahan baku, sertamenjaga dan meningkatkan hubungan bisnis terhadap supplier.
·
Make (Manufacturing)
Komponen ini adalah tahap manufacturing. Manejer SCM
melakukanpenyusunan jadwal aktivitas yang dibutuhkan dalam proses produksi, uji
coba produk,pengemasan dan persiapan pengiriman produk. Tahap ini merupkan
tahap yang palingpenting dalam SCM. Perusahaan juga harus mampu melakukan
pengukuran kualitas,output produksi, dan produktivitas pekerja.
·
Deliver (Pengiriman)
Perusahaan memenuhi order dari permintaan konsumen, mengelola
jarigangudang penyimpanan, memilih distributor untuk menyerahkan produk ke
konsumen,dan mengatur sistem pembayaran.
·
Return (Pengembalian)
Perencana SCM harus membuat jaringan yang fleksibel dan
responsif untuk produk cacat dari konsumen dan membentuk layanan aduan
konsumen yang memilikimasalah dengan produk yang dikirimkan.Dengan demikian,
hendaknya perusahaan selalu membuat laporan performansibisnis mereka secara
rutin. Sehingga pimpinan perusahaan dapat mengetahui perubahanperforma
bisnis yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan awal dari SCM yang
telahditetapkan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Suply Chain Management
Konsep
atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai
suplai melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan.
3.2 Fungsi Suply Chain Management
Ø Suply
Chain Management secara
fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan menghantarkannya ke
pemakai akhir.
Ø Suply
Chain Management sebagai
mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang disuplai oleh rantai supply
mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut.
3.3
Tahapan Dalam Supply Chain :
Ø Tahap 1 : Baseline (Dasar) :
Masing-masing fungsi bisnis seperti
produksi dan pembelian melakukan aktivitas mereka secara sendiri2 dan terpisah
dari fungsi bisnis yang lain.
Ø Tahap 2 : Integrasi Fungsional :
sekurang-kurangnya ada penggabungan
antara fungsi-fungsi yang melakukan aktivitas hampir sama.
Ø
Tahap 3 :Integrasi Secara Internal
Diperlukan pengadaan dan pelaksanaan perencanaan kerangka
kerja end-to-end.
Ø Tahap 4: Integrasi Secara Eksternal
Integrasi
supply chain yg sebenarnya,diperluas dengan supplier &pelanggan.
3.4 Peralatan fungsional yang dimiliki sistem SCM
adalah:
·
Demand
management/forecasting
Perangkat peralatan dengan menggunakan
teknik-teknik peramalan secara statistik. Perangkat ini dimaksudkan untuk
mendapatkan hasil peramalan yang lebih akurat.
·
Advanced planning and scheduling
Suatu peralatan dalam rangka menciptakan
taktik perencanaan, jangka menengah dan panjang berikut keputusan-keputusan
menyangkut sumber yang harus diambil dalam rangka melengkapi jaringan supply
·
Transportation
management
Suatu fungsi yang berkaitan dengan
proses pendisitribusian produk dalam supply chain
·
Distribution
and deployment
Suatu alat perencanaan yang menyeimbangkan dan mengoptimalkan jaringan
distribusi pada waktu yang diperlukan. Dalam hal ini, Vendor Managed Invetory
dijadikan pertimbangan dalam rangka optimalisasi.
·
Production
planning
Perencanaan produksi dan jadwal penjualan menggunakan taraf yang dinamis dan
teknik yang optimal.
·
Available
to-promise
Tanggapan yang cepat dengan mempertimbangkan alokasi, produksi dan kapasitas
transportasi serta biaya dalam keseluruhan rantai supply .
·
Supply
chain modeler
Perangkat dalam bentuk model yang dapat digunakan secara mudah guna mengarahkan
serta mengontrol rantai supply. Melalui model ini, mekanisme kerja dari konsep
supply chain dapat diamati.
·
Optimizer
The optimizer ibarat jantung dari sistem supply chain management. Dalamnya
terkandung: linear & integer programming, non-linear programming,
heuristics and genetic algorithm. Genetic algorithm adalah suatu computing
technology yang mampu mencari serta menghasilkan solusi terbaik atas jutaan
kemungkinan kombinasi atas setiap parameter yang digunakan.
3.5
7 prinsip dalam SCM yang diperuntukkan bagi manajer
dalam merumuskan
keputusan strategis, yaitu:
Ø Segmentasi pelanggan
berdasarkan kebutuhannya.
Ø Sesuaikan
jaringan logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan yang berbeda.
Ø Dengarkan
sinyal pasar dan jadikan sinyal tersebut sebagai dasar dalam
perencanaankebutuhan (demand planning) sehingga bisa menghasilkan ramalan yang
konsisten danalokasi sumberdaya yang optimal.
Ø Diferensiasi
produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan percepatkonversinya di
sepanjang SCM.
Ø Kelola
sumber-sumber suplai secara strategis untuk mengurangi ongkos kepemilikandari
material maupun jasa.
Ø Kembangkan
strategi teknologi untuk keseluruhan SCM yang mendukungpengambilan keputusan
berhirarki serta berikan gambaran yang jelasdari aliran prouk, jasa maupun
informasi.
Ø Adopsi
pengukuran kinerja untuk sebuah SCM secara keseluruhan dengan maksuduntuk meningkatkan
pelayanan kepada konsumen akhir.
3.6 Keuntungan menerapkan Supply Chain Management
Ø Mengurangi inventori
barang.
Inventori merupakan
aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40%
sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar 20%-40% dari nilai barang yang
disimpan.
Ø Menjamin kelancaran
arus barang
Rangkaian perjalanan
dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima oleh pemakai/pelanggan
merupakan suatu mata rantai yang panjang (chain) yang perlu dikelola dengan
baik.
Ø Menjamin mutu
Jaminan mutu juga
merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik
karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksi tetapi juga
oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam.
3.7
Permasalahan yang biasa terjadi pada Supply Chain Management adalah :
Ø Distribusi Konfigurasi Jaringan:
Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi (Distribution Centre), gudang dan pelanggan.
Ø Informasi:
Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi
berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi
dsb.
Ø Manajemen Inventaris:
Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja,dan
barang jadi
Ø Aliran dana:
Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar dana melewati entitas
didalam rantai suplai.
3.8
Supply Chain Management dan Teknologi Informasi
Konsep SCM
tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi(TI). Bahkan kalau
dilihat dari sejarahnya, justru kemajuan TI inilah yang
melahirkanprinsip-prinsip dasar supply chain. Alasannya adalah karena
pengintegrasian berbagaiproses dan entitas bisnis di dalam manajamen supply
chain adalah melakukanpenggunaan bersama-sama terhadap informasi yang dimiliki
dan dihasilkan olehberbagai pihak. Secara umum, peranan TI di dalam manajemen
supply chain dapatdilihat dari dua perspektif besar, yaitu perspektif teknis
dan perspektif manajerial
3.9 Jebakan dalam SCM
Ø Pengukuran kinerja yang tidak
terdefinisikan dengan baik
Ø Customer service tidak didefinisikan
dengan jelas
Ø Status data pengiriman yang tidak
akurat dan sering terlambat
Ø Sistem informasi tidak efisien
Ø Dampak ketidakpastian diabaikan
Ø Kebijakan inventori terlalu
sederhana
Ø Diskriminasi terhadap internal
customer
Ø Koordinasi antar aktivitas suplai,
produksi, & pengiriman tidak bagus
Ø Analisis metode-metode pengiriman
tidak lengkap
Ø Definisi ongkos-ongkos persediaan
tidak tepat
Ø Ada kendala komunikasi antar
organisasi
Ø Perancangan dan operasional SCM
dibuat secara terpisah
Ø SCM tidak lengkap
3.10 Upaya mengintegrasikan kemampuan supply chain management dan
e-Commerce.
Ø
Information flow – klien
memiliki akses terbatas menyangkut perkembangan produk atau pesanan pelanggan
dalam supply chain. Pelanggan SerCom tergantung pada laporan yang dibuat secara
manual setiap bulan dikirim melalui faks dan e-mail. Aliran informasi menjadi
sesuatu yang sangat penting di masa datang, terutama jika dikaitkan dengan
program fulfillment yang kompleks.
Ø
Fulfillment – ketika pesanan
terus meningkat, baik jumlah maupun kompleksitasnya, sistem yang ada sekarang
ini tak lagi mampu mengatasi berbagai kebutuhan tersebut. Pesanan dalam jumlah
besar cenderung menurun, sedang permintaannya mengikuti perkembangan kebutuhan.
Saat ini, tak ada fasilitas yang mampu memantau dan mengelola status pesanan
dalam supply chain.
Ø
Web based ordering – semua
pesanan ditangani melalui EDI (Electronic Data Interchange), faks atau telepon.
SerCom perlu menyediakan layanan pemesanan yang canggih untuk para pelanggan dan
menyediakan fasilitas ESD.
Ø Perpaduan antara pelanggan dan pemasok perlu terus ditingkatkan
untuk memperbaiki efisiensi dan komunikasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Simpulan
Maka dari tulisan diatas, maka dapat di simpulkan bahwa
penggunaan SCM (Supply Chain Management) sangatlah penting untuk mendukung
proses bisnis perusahaan agar dapat terus memaksimalkan kegiatan produksi
ataupu penjualan, serta mampu menekan keuangan perusahaan menjadi sangan
menguntungkan.
4.2.
Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah dengan
menggunakan SCM maka perusahaan harus selalu sedia memperhatikan kualitas dan
pengembangan sistem serta control yang rutin agar SCM dapat berjalan secara
maksimal dan terus berkembang untuk mendukung kegiatan serta hubungan
perusahaan dan penyuplai.
DAFTAR
PUSTAKA
Turban, E., & Volonino, L. (2010). Information Technology for Management
Transforming Organizations in the Digital Economy 7th Edition.Hoboken: John
Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd.
http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail/2013-1-01115-IF
Wisner, J.D., Tan, K.C., Leong, G.K.
(2012). Principles of Supply Chain
Management A Balanced Approach. (3rdedition). Ohio: South-Western Cengage
Learning.
http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail/2013-2-00573-MNTI
Rainer Jr., R. K., & Cegielski, C.
G. (2011). Introduction Information
Systems : Supporting and Transforming Business. USA: John Wiley & Sons,
Inc.
http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail/2013-2-00095-MNSI
Jacobs, F. R., & Chase, R. B.
(2011). Operations and Supply Chain Management. New York:
McGraw-Hill/irwin.
http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail/2013-2-00095-MNSI
Heizer Jay, Render Barry. (2011). Operation
Management.10th Edition. Pearson. New Jersey.
Chopra Sunil, Meindl Peter. (2007). Supply Chain Management:Strategy, Planning,
and Operations. 2nd Edition. Prentice Hall. New Jersey .
http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail/2012-1-00488-MNSI