Senin, 19 Mei 2014

Editorial System

Abstrak
Editorial atau tajuk rencana merupakan bagian tradisional dari surat kabar. Dalam radio dan televisi,  editorial/tajuk rencana tidak begitu menonjol. Bahkan dalam surat kabar, tajuk rencana baru muncul seabad lalu yang dimulai di Amerika.
Dalam surat-surat kabar tajuk rencana biasanya ditempatkan di halaman opini dan biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi surat kabar bersangkutan. Ia menempati sebuah kotak dua kolom yang memanjang ke bawah dan diletakkan disebelah pojok kiri atas halaman. Karena kekuatan atau kelemahan opini-opini dan semangat yang dinyatakan dalam tajuk rencana tentang suatu isu merupakan pernyataan seorang pribadi, tajuk rencana mencerminkan kepribadian – kepribadian mereka yang menulisnya (apakah ia pemimpin redaksi atau seorang redaktur yang ditugasi menulis tajuk rencana), meskipun ia dimaksudkan sebagai cerminan pendirian suatu Koran.
Kata kunci : Editorial, Surat Kabar


www.binus.ac.id


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Editorial atau tajuk rencana merupakan bagian tradisional dari surat kabar. Dalam radio dan televisi,  editorial/tajuk rencana tidak begitu menonjol. Bahkan dalam surat kabar, tajuk rencana baru muncul seabad lalu yang dimulai di Amerika. Pada saat itulah penulisan tajuk rencana ditemukan menjadi terkenal ketika konsep penulisan berita secara objektif mulai menjadi keharusan. Dalam surat-surat kabar tajuk rencana biasanya ditempatkan di halaman opini dan biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi surat kabar bersangkutan. Ia menempati sebuah kotak dua kolom yang memanjang ke bawah dan diletakkan disebelah pojok kiri atas halaman. Karena kekuatan atau kelemahan opini-opini dan semangat yang dinyatakan dalam tajuk rencana tentang suatu isu merupakan pernyataan seorang pribadi, tajuk rencana mencerminkan kepribadian – kepribadian mereka yang menulisnya (apakah ia pemimpin redaksi atau seorang redaktur yang ditugasi menulis tajuk rencana), meskipun ia dimaksudkan sebagai cerminan pendirian suatu Koran.

1.2.Rumusan Masalah
Ø  Apa pengertian editorial/tajuk rencana?
Ø  Bagaimana ciri-ciri dan tujuan dari editorial?
Ø   Bagaimana langkah-langkah menulis editorial?

1.3.Tujuan
Ø  Mengetahui definsi dari editorial
Ø  Memahami ciri-ciri dan tujuan dari editorial
Ø  Memahami langkah-langkah dari penulisan editorial

1.4  Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan paper ini yaitu :

1.       Studi Kepustakaan
Sebagai acuan dalam penulisan paper ini, digunakan sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang dipilih, seperti buku dan jurnal.

1.5  Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan apa tentang masalah pokok yang dibahas di dalam paper ini, yang terdiri dari Latar Belakang, Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

 BAB II : Landasan Teori
Dalam bab ini akan menguraikan teori atau konsep yang melandasi hal-hal yang terdapat dalam paper ini, secara umum dijelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan kinerja sistem informasi baik dikutip dari berbagai referensi maupun hasil riset yang didapat.

BAB III  : Pembahasan
Dalam bab ini berisi hasil penelitian yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dan manfaat yang ditetapkan pada pendahuluan. Lalu menunjukkan bagaimana pemikiran atau temuan-temuan diperoleh, menginterpretasikan temuan, dan mengaitkannya dengan teori yang digunakan.

BAB IV  : Penutup
Dalam bab ini penulis akan menarik bebarapa kesimpulan berdasarkanpetunjuk dari buku-buku referensi, internet, dan seminar teori-teori lanjutan sistem informasi serta saran yang mungkin akan diterapkan untuk kemajuan perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Pengertian Editorial System

Editorial Sistem adalah integrasi konten yang efisien untuk pembuatan dokumen kompleks dan media digital menggunakan  industry aplikasi berbasis desktop publishing serta menyediakan kerangka kerja untuk bergerak efisien melalui area bisnis dari awal sampai akhir.


Gambar 1.1. Modul    







2.2  Kelebihan Editorial System

Kelebihan dari Editorial system menggunakan peran, kelompok, dan kebijakan yang disesuaikan dengan model produksi untuk asset antara penulis, editor, desaigner dan anggota staf lain. Serta memastikan karyawan yang tepat menerima konten yang baik, pada waktu yang baik dalam proses publishnya.

Kelebihan lainnya :
-          Mudah digunakan serta effisien untuk multiple publishing
-          Memungkinkan staf editor untuk bekerja sama dalam penelitian, pembuatan dan penerbitan.
-          Perencanaan editorial yang kuat dan alat penganggaran memberikan transparasi dalam seluruh editor .
-          Terbuka dan terstruktur dan dapat diandalkan arsitektur system multi-tiernya.

2.3  Service content yang disediakan

Editorial system menyediakan contoh service content dari implementasi Editorial system seperti:
-          Bussiness Needs analysis
-          Workflow analysis
-          Template creation and conversation
-          System implementation
-          Training
-          Support






BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Editorial
Editorial atau Tajuk rencana adalah sikap, pandangan atau pendapat penerbit terhadap masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang dituliskan dalam editorial, diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan. Menulis tajuk memerlukan situasi dan kondisi tertentu yang sangat dipengaruhi oleh peristiwa atau kejadian dalam pemberitaan sehari-hari. Tajuk tidak bisa mengupas suatu kejadian yang sudah lama berlangsung.
Media massa menamakan editorialnya dengan berbagai macam sebutan yaitu Selamat Pagi, Pokok Berita, Wawasan, dan sebagainya. Semua nama dari editorial tersebut tentu memiliki maksud tertentu, misalnya agar pembaca tidak bosan ataupun untuk memberi nuansa lain. apapaun maksudnya, editorial tetap menjadi refleksi keberadaan media tersebut hadir ditengah-tengah  masyarakat. Alasan- alasan, prinsip-prinsip dan latar belakang jurnalistiknya dapat diteropong melalui editorial tersebut. Oleh karena itu penulis editorial haruslah orang yang mengerti betul, bahkan menjiwai visi dan misi surat kabar yang bersangkutan.
Mengapa editorial atau tajuk rencana pada surat kabar telah menjadi bagian pyang penting kehadirannya ditengah-tengah masyarakat. Menurut Sudirman  Tebba, “Tajuk akan menjadi sumber pengetahuan yang akan diteruskan dalam fungsi aksi social. Tajuk yang kredibel, sekaligus menjadi pembanding atas pemikiran dan persepsi terhadapa masalah yang sama, sehingga dapat memperkuat pikiran ataupun sebaliknya. Sikap media terhadap masalah juga tergantung kepada ideology ataupun orientasi segmen konsumen.”
Isu atau opini editorial harus berdasarkan fakta dan data dengan nilai kebenaran yang akurat. Ini dimaksudkan sebagai dasar yang menggambarkan realitas, sehingga editorial mampu mengajak pembaca melihat permasalahan yang sesungguhnya. Pada akhirnya diharapkan pembaca dapat menilai sendiri kondisi yang sebenarnya. Disini kepiawian redaksi diuji dalam mengulas dan menganalisis suatu permasalahan untuk turut memberikan solusi.
3.2 Langkah – langkah menulis Editorial
Ø  Memilih (selecting)
Pada langkah pertama, pilihlah isu-isu yang hendak diangkat. Perlu pertimbangan tersendiri untuk menentukan isu apa yang hendak diangkat. Perbedaan pertimbangan inilah yang membedakan pengangkatan isu setiap media berbeda-beda. Misalnya saja, pada kamis, 7 september 2007, media indonesia mengangkat masalah buruknya kompetensi transportasi di indonesia. Sementara seputar indonesia mengangkat masalah siginifikansi APEC.
Ø  Mengumpulkan (collecting)
Tahap berikutnya, kumpulkan pendukung yang akan memperkuat opini yang hendak disampaikan. Pendukung berupa fakta-fakta seputar topik yang diangkat ini akan memberi nilai objektivitas pada tulisan daripada sekadar opini belaka. Untuk memberikan nilai yang lebih kuat, kumpulkanlah pendapat-pendapat yang berotoritas agar opini yang hendak dikemukakan lebih berbobot.
Ø  Mengaitkan (connecting)
Langkah ketiga ialah menghubungkan atau mengaitkan. Sebelum menyusun draf editorial, rembukkan dulu dengan anggota redaksi (ingatlah bahwa editorial itu mewakili sikap media terkait). Isi editorial yang disampaikan harus jelas dan menyampaikan detail-detail yang akurat, dilengkapi dengan contoh-contoh pendukung. Berikan argumen yang kuat pada awal dan akhir editorial. Dalam hal ini, argumen yang dipertentangkan, berikut kelemahan-kelemahannya dapat ditunjukkan. Jangan lupa, tawarkan solusi pada akhir editorial
Ø  Memperbaiki (correcting).
Akhirnya, lakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap hasil tulisan tersebut. Editorial itu harus jelas dan bertenaga. Tapi jangan sampai menyerang pihak lain. Upayakan pula untuk tidak terlalu mengajari. Susunan paragraf sebaiknya ringkas dan lugas. Sekali lagi, berbagai contoh dan ilustrasi akan bermanfaat. Apalagi kutipan-kutipan yang berbobot, akan menguatkan opini kita. Yang lebih penting lagi, kemukakan semua dengan jujur dan akurat.


BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Dapat disimpulkan, bahwa Editorial System Mudah digunakan serta effisien untuk multiple publishing, Memungkinkan staf editor untuk bekerja sama dalam penelitian, pembuatan dan penerbitan. Perencanaan editorial yang kuat dan alat penganggaran memberikan transparasi dalam seluruh editor .Terbuka dan terstruktur dan dapat diandalkan arsitektur system multi-tiernya.
4.2  Saran

Dalam penulisan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan, adapun saran-saran yang berguna adalah :

-          Tentang Editorial System

-          Service dan content yang dimiliki 

Senin, 12 Mei 2014

Supply Chain Management



ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya persaingan bisnis di dunia ini semakin lama semakin ketat serta didukung oleh perkembangan teknologi yang selalu berkembang dari tahun ke tahun. Dengan berkembangnya teknologi dalam dunia bisnis maka setiap perusahaan dituntut harus cepat dalam menjalani proses bisnis mereka. Untuk mendukung proses bisnis mereka harus menerapkan suatu sistem yang bisa menghubungkan setiap bagian-bagian yang fungsional dalam perusahaan.
Untuk itu perusahaan dapat menggunakan SCM (Supply Chain Management) yaitu sebuah proses rumit yang membutuhkan koordinasi dari banyak kegiatan sehingga pengiriman barang dan jasa dari pemasok ke pelanggan secara langsung dilakukan dengan efisien dan efektif dengan mempertimbangkan semua pihak. Tujuan dari SCM ini dapat meminimalkan tingkat persediaan, mengoptimasi produksi dan meningkatkan output, mengurangi waktu produksi, mengoptimasi logistik dan distribusi, mempersingkat pemenuhan pesanan, dan secara keseluruhan mengurangi biaya yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan tersebut.

Kata kunci : Supply Chain Management

www.binus.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dengan semakin berkembangnya persaingan bisnis di dunia ini semakin lama semakin ketat serta didukung oleh perkembangan teknologi yang selalu berkembang dari tahun ke tahun. Dengan berkembangnya teknologi dalam dunia bisnis maka setiap perusahaan dituntut harus cepat dalam menjalani proses bisnis mereka. Untuk mendukung proses bisnis mereka harus menerapkan suatu sistem yang bisa menghubungkan setiap bagian-bagian yang fungsional dalam perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang begitu pesat akan berpengaruh terhadap kinerja dari setiap perusahaan.
Semakin kompleksnya proses bisnis di dalam perusahaan, maka dibutuhkan sebuah sistem yang bisa meningkatkan kinerja dan efektivitas dan bisa memberikan informasi saat dibutuhkan lebih cepat dari sebelumnya. Untuk itu perusahaan dapat menggunakan SCM (Supply Chain Management) yaitu sebuah proses rumit yang membutuhkan koordinasi dari banyak kegiatan sehingga pengiriman barang dan jasa dari pemasok ke pelanggan secara langsung dilakukan dengan efisien dan efektif dengan mempertimbangkan semua pihak.Tujuan dari SCM ini dapat meminimalkan tingkat persediaan, mengoptimasi produksi dan meningkatkan output, mengurangi waktu produksi, mengoptimasi logistik dan distribusi, mempersingkat pemenuhan pesanan, dan secara keseluruhan mengurangi biaya yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan tersebut.

1.2  Ruang Lingkup

Di dalam paper ini saya akan membahas beberapa poin penting seperti :

1.      Pengertian Suply Chain Management
2.      Fungsi Suply Chain Management
3.      Tahapan Dalam Supply Chain
4.      Peralatan fungsional yang dimiliki sistem SCM
5.      7 (tujuh) prinsip dalam SCM yang diperuntukkan bagi manajer dalam merumuskan keputusan strategis
6.      Keuntungan menerapkan Supply Chain Management
7.      Permasalahan yang biasa terjadi pada Supply Chain Management
8.      Supply Chain Management dan Teknologi Informasi
9.      Jebakan dalam SCM
10.  Upaya mengintegrasikan kemampuan supply chain management dan e-Commerce

1.3  Tujuan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah :

1.      Mengetahui pengertian Supply Chain Management
2.      Mengetahui apa saja fungsi Supply Chain Management
3.      Mengetahui apa saja tahapan dalam Supply Chain
4.      Apa saja peralatan fungsional yang dimiliki sistem SCM
5.      7 (tujuh) prinsip dalam SCM yang diperuntukkan bagi manajer dalam merumuskan keputusan strategis
6.      Mengetahui apa saja keuntungan menerapkan Supply Chain Management
7.      Mengetahui permasalahan yang biasa terjadi pada Supply Chain Management
8.      Supply Chain Management dan Teknologi Informasi
9.      Apa saja jebakan dalam SCM
10.  Mengetahui apa saja upaya mengintegrasikan kemampuan supply chain management dan e-Commerce

1.4  Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan paper ini yaitu :
1.                 Studi Kepustakaan
     Sebagai acuan dalam penulisan paper ini, digunakan sumber-sumber yang berhubungan dengan     
     topik yang dipilih, seperti buku dan jurnal.



1.5  Sistematika Penulisan

1.      BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan apa tentang masalah pokok yang dibahas di dalam paper ini, yang terdiri dari Latar Belakang, Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
2.      BAB II            : Landasan Teori
Dalam bab ini akan menguraikan teori atau konsep yang melandasi hal-hal yang terdapat dalam paper ini, secara umum dijelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan kinerja sistem informasi baik dikutip dari berbagai referensi maupun hasil riset yang didapat.

3.      BAB III  : Pembahasan
Dalam bab ini berisi hasil penelitian yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dan manfaat yang ditetapkan pada pendahuluan. Lalu menunjukkan bagaimana pemikiran atau temuan-temuan diperoleh, menginterpretasikan temuan, dan mengaitkannya dengan teori yang digunakan.

4.      BAB IV  : Penutup
Dalam bab ini penulis akan menarik bebarapa kesimpulan berdasarkanpetunjuk dari buku-buku referensi, internet, dan seminar teori-teori lanjutan sistem informasi serta saran yang mungkin akan diterapkan untuk kemajuan perusahaan.






BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Pengertian Supply Chain
Menurut Turban (2010, p287), supply chain adalah aliran bahan, informasi, uang dan layanan, dari bahan baku pemasok melalui pabrik dan gudang sampai kepelanggan akhir. Supply chain juga mencakup organisasi dan proses yang membuat dan mengirimkan produk, informasi dan layanan ke pelanggan akhir.
Menurut Wisner, Tan dan Leong  (2012, p6) supply chain merupakan suatu proses yang dimulai dari pengumpulan sumber daya yang ada dilanjutkan dengan pengelolaan menjadi produk jadi untuk selanjutnya didistribusikan dan dipasarkan sampai pelanggan akhir dengan memperhatikan biaya, kualitas, ketersediaan, pelayanan purna jual, dan faktor reputasi. Supply chain melibatkan supplier, manufacturer dan retailer yang saling bersinergis dan bekerja sama satu sama lain secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Jacobs dan Chase (2011, p.42) supply chain mengacu pada proses yang menggerakan informasi dan material ke dan dari proses manufaktur dan jasa di perusahaan. Ini termasuk proses logistik yang secara fisik dalam memindahkan dan pergudangan dan proses penyimpanan produk sehingga dapat dengan cepat dikirimkan ke pelanggan. 
Menurut Rainer Jr. dan Cegielski (2011, p344) supply chain mencakup organisasi dan proses yang menghasilkan dan mengirimkan produk, informasi dan layanan untuk konsumen akhir.

2.2  Komponen Supply Chain
Menurut Turban (2010, p288) supply chain dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1.      Upstream supply chain, meliputi aktivitas perusahaan dengan pemasoknya ( yang dapat berupa produsen, perakitan atau keduanya, atau penyedia layanan ) dan hubungan mereka dengan pemasoknya. Aktivitas utama pada bagian ini adalah procurement.


2.      Internal supply chain dan value chain, meliputi semua proses internal yang digunakan untuk mengubah input yang diterima dari pemasok menjadi output organisasi. Bagian supply chain ini meliputi manajemen produksi, memproduksi dan mengendalikan persediaan. Aktivitas sepanjang Supply Chain Internal merujuk pada value chain perusahaan. Value chain dibentuk untuk sekumpulan aktivitas utama (operasi, outbound logistic, layanan dan dukungan setelah penjualan, dan lain-lain) dan aktivitas pendukung (administrasi, SDM, keuangan, dan lain-lain) yang dijalankan perusahaan agar dapat mengirimkan barang atau layanan dari nilai ke pelanggan mereka.

3.      Downstream supply chain, meliputi semua kegiatan yang meliputi pengiriman produk ke pelanggan akhir. Menurut Chan Kah Sing (2004, p5), proses downstream juga melibatkan transaksi dengan pelanggan.

2.3  Pengertian Supply Chain Management
Menurut Heizer (2011, p452), manajemen rantai pasokan adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan bahan baku menjadi barang setengah jadi dan produk akhir serta pengiriman ke pelanggan.

Menurut Turban (2010, p289), supply chain management (SCM) adalah sebuah proses rumit yang membutuhkan koordinasi dari banyak kegiatan sehingga pengiriman barang dan jasa dari pemasok ke pelanggan secara langsung dilakukan dengan efisien dan efektif dengan mempertimbangkan semua pihak.

2.4  Proses dalam Supply Chain Management
Menurut Chopra (2007, p15), Supply chain memiliki 3 proses utama yang saling berhubungan yaitu :
a.       Customer Relationship Management (CRM), proses ini meliputi semua proses yang berfokus pada penghubung antara perusahaan dengan pelanggannya. Proses ini bertujuan untuk menghasilkan permintaan pelanggan dan memfasilitasi peletakan serta pelacakan pesanan.

b.      Internal Supply Chain Management, proses ini meliputi semua proses internal perusahaan, termasuk perencanaan produksi dan kapasitas penyimpanan internal, persiapan permintaan dan perencanaan pasokan, dan pemenuhan pesanan yang aktual.

c.       Supplier Relationship Management (SRM), proses ini meliputi semua proses yang berfokus pada penghubung antara perusahaan dengan pemasoknya. Proses ini bertujuan untuk menyusun dan mengatur sumber pasokan untuk berbagai macam produk dan jasa perusahaan.
2.5 komponen dasar SCM ada 5 Menurut Worthen & Wailgum, 2008
·         Plan (Perencanaan)
Awal kesuksesan SCM adalah pada proses penentuan strategi SCM. Tujuanutama dari proses perumusan strategi adalah agar tercapainya efisiensi dan efektivitasbiaya dan terjaminnya kualitas produk yang dihasilkan hingga sampai ke konsumen.
·         Source (Sumber Barang)
Perusahaan harus memilih supplier bahan baku yang kredibel dan senggup untuk mendukung proses produksi yang akan dilakukan. Oleh sebab itu manejer SCM harusdapat menetapkan harga, mengelola pengiriman dan pembayaran bahan baku, sertamenjaga dan meningkatkan hubungan bisnis terhadap supplier.
·         Make (Manufacturing)
Komponen ini adalah tahap manufacturing. Manejer SCM melakukanpenyusunan jadwal aktivitas yang dibutuhkan dalam proses produksi, uji coba produk,pengemasan dan persiapan pengiriman produk. Tahap ini merupkan tahap yang palingpenting dalam SCM. Perusahaan juga harus mampu melakukan pengukuran kualitas,output produksi, dan produktivitas pekerja.


·         Deliver (Pengiriman)
Perusahaan memenuhi order dari permintaan konsumen, mengelola jarigangudang penyimpanan, memilih distributor untuk menyerahkan produk ke konsumen,dan mengatur sistem pembayaran.
·         Return (Pengembalian)
Perencana SCM harus membuat jaringan yang fleksibel dan responsif untuk produk cacat dari konsumen dan membentuk layanan aduan konsumen yang memilikimasalah dengan produk yang dikirimkan.Dengan demikian, hendaknya perusahaan selalu membuat laporan performansibisnis mereka secara rutin. Sehingga pimpinan perusahaan dapat mengetahui perubahanperforma bisnis yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan awal dari SCM yang telahditetapkan.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Suply Chain Management

Konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan.

3.2 Fungsi Suply Chain Management
Ø  Suply Chain Management secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan menghantarkannya ke pemakai akhir.

Ø  Suply Chain Management sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang disuplai oleh rantai supply mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut.

3.3 Tahapan Dalam Supply Chain :

Ø  Tahap 1 : Baseline (Dasar) :
Masing-masing fungsi bisnis seperti produksi dan pembelian melakukan aktivitas mereka secara sendiri2 dan terpisah dari fungsi bisnis yang lain.

Ø  Tahap 2 : Integrasi Fungsional :
sekurang-kurangnya ada penggabungan antara fungsi-fungsi yang melakukan aktivitas hampir sama.

Ø  Tahap 3 :Integrasi Secara Internal
Diperlukan pengadaan dan pelaksanaan perencanaan kerangka kerja end-to-end.
Ø  Tahap 4: Integrasi Secara Eksternal
           Integrasi supply chain yg sebenarnya,diperluas dengan supplier &pelanggan.

3.4 Peralatan fungsional yang dimiliki sistem SCM adalah:

·         Demand management/forecasting
Perangkat peralatan dengan menggunakan teknik-teknik peramalan secara statistik. Perangkat ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil peramalan yang lebih akurat.

·          Advanced planning and scheduling
Suatu peralatan dalam rangka menciptakan taktik perencanaan, jangka menengah dan panjang berikut keputusan-keputusan menyangkut sumber yang harus diambil dalam rangka melengkapi jaringan supply

·         Transportation management
Suatu fungsi yang berkaitan dengan proses pendisitribusian produk dalam supply chain

·         Distribution and deployment
Suatu alat perencanaan yang menyeimbangkan dan mengoptimalkan jaringan distribusi pada waktu yang diperlukan. Dalam hal ini, Vendor Managed Invetory dijadikan pertimbangan dalam rangka optimalisasi.

·         Production planning
Perencanaan produksi dan jadwal penjualan menggunakan taraf yang dinamis dan teknik yang optimal.

·         Available to-promise
Tanggapan yang cepat dengan mempertimbangkan alokasi, produksi dan kapasitas transportasi serta biaya dalam keseluruhan rantai supply .

·         Supply chain modeler
Perangkat dalam bentuk model yang dapat digunakan secara mudah guna mengarahkan serta mengontrol rantai supply. Melalui model ini, mekanisme kerja dari konsep supply chain dapat diamati.
·         Optimizer
The optimizer ibarat jantung dari sistem supply chain management. Dalamnya terkandung: linear & integer programming, non-linear programming, heuristics and genetic algorithm. Genetic algorithm adalah suatu computing technology yang mampu mencari serta menghasilkan solusi terbaik atas jutaan kemungkinan kombinasi atas setiap parameter yang digunakan.

3.5      7 prinsip dalam SCM yang diperuntukkan bagi manajer dalam merumuskan
           keputusan strategis, yaitu:

Ø  Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya.
Ø  Sesuaikan jaringan logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan yang berbeda.
Ø  Dengarkan sinyal pasar dan jadikan sinyal tersebut sebagai dasar dalam perencanaankebutuhan (demand planning) sehingga bisa menghasilkan ramalan yang konsisten danalokasi sumberdaya yang optimal.
Ø  Diferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan percepatkonversinya di sepanjang SCM.
Ø  Kelola sumber-sumber suplai secara strategis untuk mengurangi ongkos kepemilikandari material maupun jasa.
Ø  Kembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan SCM yang mendukungpengambilan keputusan berhirarki serta berikan gambaran yang jelasdari aliran prouk, jasa maupun informasi.
Ø  Adopsi pengukuran kinerja untuk sebuah SCM secara keseluruhan dengan maksuduntuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen akhir.

3.6 Keuntungan menerapkan Supply Chain Management

Ø  Mengurangi inventori barang.
Inventori merupakan aset perusahaan yang berkisar      antara 30%-40% sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar 20%-40% dari nilai barang yang disimpan. 

 Ø  Menjamin kelancaran arus barang
Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima oleh pemakai/pelanggan merupakan suatu mata rantai yang panjang (chain) yang perlu dikelola dengan baik.

Ø  Menjamin mutu
Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksi tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam.

3.7 Permasalahan yang biasa terjadi pada Supply Chain Management adalah :

Ø  Distribusi Konfigurasi Jaringan: Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi   (Distribution Centre), gudang dan pelanggan.
Ø  StrategiDistribusi: Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung, Berlabuh silang, strategi menarik atau mendorong, logistik orang ke tiga.
Ø  Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb.
Ø  Manajemen Inventaris: Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja,dan barang jadi
Ø  Aliran dana: Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar dana melewati entitas didalam rantai suplai.

3.8 Supply Chain Management dan Teknologi Informasi
Konsep SCM tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi(TI). Bahkan kalau dilihat dari sejarahnya, justru kemajuan TI inilah yang melahirkanprinsip-prinsip dasar supply chain. Alasannya adalah karena pengintegrasian berbagaiproses dan entitas bisnis di dalam manajamen supply chain adalah melakukanpenggunaan bersama-sama terhadap informasi yang dimiliki dan dihasilkan olehberbagai pihak. Secara umum, peranan TI di dalam manajemen supply chain dapatdilihat dari dua perspektif besar, yaitu perspektif teknis dan perspektif manajerial

3.9 Jebakan dalam SCM
Ø  Pengukuran kinerja yang tidak terdefinisikan dengan baik
Ø  Customer service tidak didefinisikan dengan jelas
Ø  Status data pengiriman yang tidak akurat dan sering terlambat
Ø  Sistem informasi tidak efisien
Ø  Dampak ketidakpastian diabaikan
Ø  Kebijakan inventori terlalu sederhana
Ø  Diskriminasi terhadap internal customer
Ø  Koordinasi antar aktivitas suplai, produksi, & pengiriman tidak bagus
Ø  Analisis metode-metode pengiriman tidak lengkap
Ø  Definisi ongkos-ongkos persediaan tidak tepat
Ø  Ada kendala komunikasi antar organisasi
Ø  Perancangan dan operasional SCM dibuat secara terpisah
Ø  SCM tidak lengkap

3.10  Upaya mengintegrasikan kemampuan supply chain management dan e-Commerce. 

Ø  Information flow – klien memiliki akses terbatas menyangkut perkembangan produk atau pesanan pelanggan dalam supply chain. Pelanggan SerCom tergantung pada laporan yang dibuat secara manual setiap bulan dikirim melalui faks dan e-mail. Aliran informasi menjadi sesuatu yang sangat penting di masa datang, terutama jika dikaitkan dengan program fulfillment yang kompleks.
Ø  Fulfillment – ketika pesanan terus meningkat, baik jumlah maupun kompleksitasnya, sistem yang ada sekarang ini tak lagi mampu mengatasi berbagai kebutuhan tersebut. Pesanan dalam jumlah besar cenderung menurun, sedang permintaannya mengikuti perkembangan kebutuhan. Saat ini, tak ada fasilitas yang mampu memantau dan mengelola status pesanan dalam supply chain.
Ø  Web based ordering – semua pesanan ditangani melalui EDI (Electronic Data Interchange), faks atau telepon. SerCom perlu menyediakan layanan pemesanan yang canggih untuk para pelanggan dan menyediakan fasilitas ESD.
Ø Perpaduan antara pelanggan dan pemasok perlu terus ditingkatkan untuk memperbaiki efisiensi dan komunikasi.


BAB IV
PENUTUP
4.1.            Simpulan
Maka dari tulisan diatas, maka dapat di simpulkan bahwa penggunaan SCM (Supply Chain Management) sangatlah penting untuk mendukung proses bisnis perusahaan agar dapat terus memaksimalkan kegiatan produksi ataupu penjualan, serta mampu menekan keuangan perusahaan menjadi sangan menguntungkan.
4.2.            Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah dengan menggunakan SCM maka perusahaan harus selalu sedia memperhatikan kualitas dan pengembangan sistem serta control yang rutin agar SCM dapat berjalan secara maksimal dan terus berkembang untuk mendukung kegiatan serta hubungan perusahaan dan penyuplai.









DAFTAR PUSTAKA

Turban, E., & Volonino, L. (2010). Information Technology for Management Transforming Organizations in the Digital Economy 7th Edition.Hoboken: John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd.
http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail/2013-1-01115-IF

Wisner, J.D., Tan, K.C., Leong, G.K. (2012). Principles of Supply Chain Management A Balanced Approach. (3rdedition). Ohio: South-Western Cengage Learning.
http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail/2013-2-00573-MNTI

Rainer Jr., R. K., & Cegielski, C. G. (2011). Introduction Information Systems : Supporting and Transforming Business. USA: John Wiley & Sons, Inc.
http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail/2013-2-00095-MNSI

Jacobs, F. R., & Chase, R. B. (2011).  Operations and Supply Chain Management. New York: McGraw-Hill/irwin.
http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail/2013-2-00095-MNSI

Heizer Jay, Render Barry. (2011).  Operation Management.10th Edition. Pearson. New Jersey.
Chopra Sunil, Meindl Peter. (2007). Supply Chain Management:Strategy, Planning, and Operations. 2nd Edition. Prentice Hall. New Jersey .
http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail/2012-1-00488-MNSI